Protista

Rabu, 30 Januari 2013

Protista berasal dari bahasa yunani, yaitu protos yang berarti pertama atau mula-mula, dan ksitos artinya menyusun. Maka kingdom ini beranggotakan makhluk bersel satu atau bersel banyak yang tersusun sederhana. Meskipun begitu,dibandingkan dengan monera, protista sudah jauh lebih maju karena sel-selnya sudah memiliki membran inti atau eukariota.
Organisme yang tergabung dalam protista pernah membuat bingung para ahli taksonomi karena ada yang mirip tumbuhan, ada yang mirip dengan hewan, dan ada pula yang mirip dengan jamur. Untuk menjebatani perbedaan itu maka lahirlah kingdom baru, yaitu Protista.
Ciri-Ciri Protista,
Anggota kingdom Protista umumnya organisme bersel satu, ada yang berkoloni dan ada pula yang bersel banyak, tetapi belum memiliki jaringan. Hampir semua protista hidup di air, baik air tawar maupun air laut, dan beberapa yang hidup pada jaringan hewan lain. Kingdom ini ada yang menyerupai hewan, tumbuhan, maupun jamur. Sebagian protista bersifat autotrop, yaitu dapat berfotosintesis karena memiliki pigmen fotosintetik, seperti alga dan protozoa fotosintetik, misalnya Euglena. Sebagian lainnya merupakan Protozoa non fotosintetik yang hidup sebagai heterotrop, baik secara Fagotrop dan Osmotrop. Protozoa yang merupakan jamur memiliki siklus hidup dengan fase muda bersifat seperti amoeba dan reproduksinya mirip dengan jamur, yang meliputi jamur air dan jamur lendir.
A. Prorista menyerupai hewan ( Protozoa )
1. Ciri-ciri Protozoa
Protozoa merupakan organisme bersel tunggal yang sudah memiliki membran inti (eukariota). Protozoa berukuran mikroskopis, Bentuk sel Protozoa sangat bervariasi ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Protozoa umumnya dapat bergerak aktif karena memiliki alat gerak berupa kaki semu (pseudopodia), bulu cambuk (flagellum), bulu getar (cilia), namun ada juga yang tidak memiliki alat gerak. Sebagian besar Protozoa hidup bebas di air tawar dan laut sebagai komponen biotik. Beberapa jenis Protozoa hidup sebagai parasit pada hewan dan manusia. Protozoa hidup secara heterotrop dengan memangsa bakteri, protista lain, dan sampah organisme.
2. Reproduksi Protozoa
Protozoa sebagian besar melakukan reproduksi secara aseksual dengan
pembelahan biner. Sebagian lagi Protozoa melakukan reproduksi seksual dengan penyatuan sel generatif (sel gamet) atau dengan penyatuan inti sel vegetative ( konjugasi )
3. Penggolongan Protozoa
Berdasarkan alat geraknya, digolongkan atas;
a. Mastigophora atau Flagellata, Flagellata berasal dari kata flagel artinya cambuk atau Mastigophora dari mastig artinya cambuk, phora artinya gerakan. Semua anggota filum flagellata bergerak menggunakan flagel. Bentuk tubuh flagellata tetap karena dilindungi oleh pelikel. Di antara Flagellata ada yang hidup bebas, ada pula yang hidup bersimbiosis dalam tubuh hewan, tetapi kebanyakan bersifat parasit bergerak menggunakan bulu cambuk (Flagela)
Contoh Flagellata sebagai parasit pada manusia:
1. Leishmania donovani parasit pada manusia menyebabkan penyakit kalaazar
2. L. tropica, L. braciliensis ,manusia, penyakit kulit
3. Trypanosoma evansi , hewan ternak, penyakit sura
4. T. brucei , hewan antelope , penyakit nagana
5. T. gambiense , manusia , penyakit tidur
6. T. rhodosiensis , manusia, penyakit tidur
7. T. cruzi , parasit pada tikus dan insekta chagas
8. Trichomonas vaginalis , manusia , penyakit pada alat kelamin wanita
b. Sarcodina atau Rhizopoda, bergerak menggunakan kaki semu
(pseudopodia), Bentuk sel amoeba tidak tetap, Amoeba berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner. Apabila kondisi lingkungan tidak menguntungkan,amoeba dapat memper-tahankan hidupnya dengan membentuk kista. Kista adalah bentuk penebalan plasma guna melindungi
diri dari lingkungan yang tidak menguntungkan. Habitat organisme ini di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian kecil hidup di dalam tubuh hewan atau manusia. Ektoplasma Amoeba sp. bersifat lebih kental dari endoplasma, sehingga aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam penjuluran dan penarikan pseudopodia. sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan endoplasma contohnya Amoeba proteus, Entamoeba histolytica, penyebab penyakit disentri. Entamoeba gingivalis yang hidup di dalam mulut manusia dan merupakan salah satu penyebab radang pada gusi.
c. Ciliata atau Ciliophora, bergerak menggunakan bulu getar (silia), Silia
ini tumbuh permukaan tubuh, tetapi ada pula yang hanya tumbuh pada bagian tertentu dari tubuh hewan tersebut. Ciliata umumnya hidup bebas di lingkungan berair yang banyak mengandung bahan organik, dan ada pula yang hidup parasit. Ciliata yang hidup bebas contohnya : Paramaecium caudatum, Didinium, Stentor, dan Vorticella.
Hanya sedikit jenis ciliata yang hidup sebagai parasit, contohnya Balantidium
yang hidup pada usus besar ternak atau manusia.
Ciliata berkembang biak secara aseksual dengan pem-belahan biner membujur. Repro-duksi seksual dilakukan dengan konjugasi.
contoh: Paramaecium, Didinium, Stentor, Vorticella.
d. Sporozoa, tidak memiliki alat gerak khusus dan berkembang
biak dengan spora, contoh hewan filum Sporozoa : Toxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit Toksoplasmosis. Toxoplasma gondii masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, misalnya daging yang tercemar kista toxoplasma dari kotoran kucing. Infeksi Toxoplasma gondii membahayakan bagi ibu hamil karena dapat mengakibatkan bayi yang lahir cacat, bahkan dapat membunuh embrio. Plasmodium dikenal ada 4 jenis Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria, yaitu Plasmodium
vivax, Plasmodium ovale yang menyebabkan penyakit malaria tertiana, Plasmodium falciparum menyebabkan penyakit malaria tropikana, dan Plasmodium malariae menyebabkan penyakit malaria kuartana.
4. Peranan Protozoa dalam kehidupan manusia
a. Peran yang menguntungkan
Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang menjadi salah satu sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting yang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya adalah dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa merupakan pemangsa bakteri. Foraminifera, kerangkanya yang telah kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah globigerina, yang berguna
sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
b. Peran yang merugikan
Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena termasuk organisme kosmopolit. Oleh karena itu, beberapa jenis protozoa dapat mengancam kesehatan manusia karena dapat menyebabkan penyakit.
B. Protista Menyerupai Jamur
Beberapa kelompok jamur tidak dikelompokkan ke dalam dunia Fungi atau jamur, tetapi dikelompokkan ke dalam dunia Protista, sebab pada satu tahap dalam daur hidupnya, yaitu pada fase vegetatif, jamur tersebut mampu bergerak seperti protozoa.
Kelompok jamur tersebut adalah sebagai berikut.
1. Myxomycota (jamur lendir tidak bersekat)
Jamur ini memiliki tubuh tidak bersekat, ada yang bersel satu dan ada yang bersel banyak. Struktur tubuh vegetatifnya berbentuk seperti lendir yang disebut plasmodium dan mengandung banyak sekali inti.
Reproduksi generatifnya dengan cara singami, yaitu melalui peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama. Hasilnya berupa zigot yang nantinya tumbuh menjadi tumbuhan dewasa.
Contoh : Physarium sp.
2. Acrasiomycota (jamur lendir bersekat)
Ciri yang dimiliki jamur ini adalah tubuh yang bersekat, ada yang bersel satu, dan ada yang bersel banyak. Struktur tubuh vegetatifnya sama dengan myxomycota, demikian juga untuk reproduksi generatifnya. Hal yang membedakan adalah jika pada kondisi yang tidak menguntungkan ,plasmodium pada myxomycota akan berhenti bergerak dan membentuk tangkai yang ujungnya membentuk struktur reproduksi. Namun, Plasmodium pada acrasiomycota akan membentuk agregat berbentuk seperti siput tanpa cangkang, jika lingkungan menguntungkan, agregat akan berhenti dan membentuk tubuh buah yang mengandung spora reproduksi.
Contoh: Dyctyostelium
3. Oomycota (Jamur air)
Kelompok jamur yang memiliki dinding sel dari selulosa dan hifa yang tidak bersekat. Reproduksi vegetatif dengan zoospora, yaitu spora berflagel dua yang mampu bergerak bebas. Sementara itu reproduksi secara generatif dengan pertemuan gamet jantan dan betina, lalu membentuk zigot berdinding tebal kemudian mengalami periode istirahat membentuk oospora. Fase hidup hasil reproduksi generatif ini lebih panjang bila dibanding dengan fase vegetatif.
Contoh:
• Saprolegnia sp, hidup saprofit pada bangkai serangga yang mati di air.
• Phytopthora infestan, parasit pada tanaman kentang.
• Phytopthora nicotinae, parasit pada tanaman tembakau.
• Phytopthora faberi, parasit pada tanaman karet.
• Pytium sp, hidup parasit pada tanaman yang sedang berkecambah.
C. Protista Menyerupai Tumbuhan ( Alga )
Alga (ganggang), Kebanyakan ahli botani mengelompokkan ke dalam dunia tumbuhan, tetapi karena semua ganggang tidak memiliki sebagian ciri-ciri pokok dunia tumbuhan maka ia dikelompokkan kedalam dunia tersendiri, yaitu Protista.
Sebagai organisme bersel satu (uniseluler) dan bersel banyak (multiseluler) alga memiliki klorofil untuk fotosintesis. Selain klorofil, juga memiliki pigmen lain, seperti fikosianin (warna biru), fikoeritrin (warna merah), fikosantin (warna coklat), xantofil (warna kuning) dan karotena (warna keemasan). Beberapa alga ada yang berthalus, yaitu struktur tubuhnya yang berupa akar, batang, dan daun tidak sejati. Reproduksi vegetative alga secara membelah diri, fragmentasi, membentuk spora.Sedangkan secara generatif dengan menyatukan dua sel gamet jantan dan betina. Hasil peleburan dua gamet yang berukuran sama disebut dengan isogami, dan peleburan dua gamet dengan ukuran yang berbeda disebut anisogami.
Sebagai vegetasi perintis, alga menempel pada makhluk hidup lain atau di tempat-tempat basah dan lembab. Sedangkan, beberapa jenis alga banyak ditemukan di perairan, baik air tawar maupun air laut sebagai plankton.
Berdasarkan pigmen atau zat warna yang dikandungnya,
alga dikelompokkan menjadi 4 divisio, sebagai berikut.
1. Ganggang hijau (Chlorophyta)
2. Ganggang coklat (Phaeophyta)
3. Ganggang merah (Rhodophyta)
4. Ganggang keemasan (Chrysophyta)
1. Ganggang hijau (Chlorophyta)
Ganggang hijau merupakan ganggang uniseluler maupun multiseluler yang memiliki klorofil yang dominan sehingga berwarna hijau.Selain klorofil a dan klorofil b terdapat juga pigmen karotin dan xantofil. Jenis ganggang ini hampir 90 % hidup di air tawar dan 10 % hidup di laut sebagai plankton, menempel pada batuan atau tumbuhan lain.
Jenis-jenis ganggang hijau dikelompokkan menjadi:
a. Ganggang bersel satu tidak bergerak
1) Chlorella sp. berbentuk bulat, hidup di air tawar atau air laut, reproduksi secara vegetatif dengan membelah diri, digunakan untuk mempelajari
fotosintesis.
2) Cholococcum sp. berbentuk bulat, hidup di air tawar, reproduksi secara vegetative dengan membentuk zoospora secara generatif dengan isogami.
b. Bersel satu bergerak
1) Chlamydomonas sp, berbentuk bulat telur, memiliki dua flagel, kloroplasnya berbentuk mangkok atau pita mengandung pyrenoid dan sigma. Reproduksinya dengan membelah diri dan konjugasi.
2) Euglena viridis, bentuknya seperti mata, memiliki sebuah flagel, klorofil dan sigma. Reproduksinya dengan membelah diri. Euglena ada juga mengelompokkannya ke dalam protozoa.
c. Berbentuk koloni yang bergerak, Volvox globator, bentuk koloninya menyerupai bola yang tersusun atas ribuan volvox yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh benang-benang sitoplasma.
d. Berbentuk koloni yang tidak bergerak, Hydrodiction sp, koloninya berbentuk jala, banyak ditemukan di air tawar, reproduksinya secara vegetatif dengan fragmentasi dan secara generatif dengan konjugasi.
e. Berbentuk benang, Spirogyra sp., kloroplasnya berbentuk spiral, hidup di air tawar, reproduksinya secara vegetatif dengan konjugasi.
f. Berbentuk lembaran, Ulva, hidup di laut menempel pada batu, dapat dimakan.
2. Ganggang Coklat (Phaeophyta)
Umumnya ganggang coklat bersel banyak (multiselluler),dengan pigmen coklat (fukosantin) yang dominan disamping memiliki klorofil a dan b. Bentuk tubuhnya yang menyerupai tumbuhan tingkat tinggi karena memiliki bagian menyerupai akar, batang, dan daun membuat ganggang ini mudah dikenali. Banyak ditemukan di pantai atau perairan laut dangkal. Cara reproduksi ganggang coklat secara vegetatif dengan fragmentasi dan generatif melalui isogami atau oogami. Jenis-jenis alga coklat, antara lain:
a. Laminaria, memiliki batang, daunnya berbentuk lembaran, mengandung yodium dan asam alginat.
b. Macrocystis, menghasilkan yodium dan asam alginat yang berfungsi sebagai bahan industri.
c. Sargasum, daun berbentuk lembaran, di antara batang dan tangkainya terdapat gelembung udara.
d. Fucus, bentuk daun berupa lembaran
3. Ganggang Merah (Rhodophyta)
Merupakan ganggang yang tubuhnya bersel banyak (multiselluler), memilki klorofil a dan b dengan pigmen dominan merah (fikoeritrin) dan karotin. Bentuk tubuh yang menyerupai tumbuhan tinggi dan hidup di laut banyak dimanfaatkan manusia untuk bahan makanan agar-agar. Cara reproduksi ganggang merah secara vegetative dengan membentuk spora dan secara generative dengan anisogami.
Jenis-jenis alga merah yang terkenal antara lain:
a. Euchema spinosum, sebagai bahan pembuat agar-agar, banyak terdapat di perairan Indonesia.
b. Gelidium sp. dan Gracilaria sp, sebagai bahan pembuatan agar-agar banyak terdapat di perairan negara yang agak dingin.
4. Ganggang Keemasan (Chrysophyta)
Ganggang ini ada yang bersel satu (uniselluler) dan bersel banyak (multiselluler). Memiliki klorofil a dan b serta pigmen dominan keemasan (karotin) dan fukosantin. Dapat dijumpai hidup di air tawar
a Bersel tunggal
1) Ochromonas, bentuknya seperti bola, memiliki flagel yang panjangnya tidak sama, reproduksinya dengan membelah diri.
2) Navicula, atau diatome atau ganggang kersik, bentuk tubuhnya kotak atau elips, jika mati fosilnya akan membentuk tanah diatome yang berfungsi sebagai bahan penggosok, campuran semen atau penyerap nitrogliserin pada bahan peledak. Reproduksinya membelah diri
3) Pinnularia, mirip dengan diatome.
b. Bersel banyak
Vaucheria, tubuhnya berbentuk benang,hidupnya di air tawar.

Fungi (Jamur)

Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces. Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah. Ilmu yang mempelajari fungi disebut mikologi (dari akar kata Yunani μυκες, "lendir", dan λογοσ, "pengetahuan", "lambang").

Posisi fungi dalam taksonomi

Fungi dulu dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda. Fungi bukan autotrof seperti tumbuhan melainkan heterotrof sehingga lebih dekat ke hewan. Usaha menyatukan fungi dengan hewan pada golongan yang sama juga gagal karena fungi mencerna makanannya di luar tubuh (eksternal), tidak seperti hewan yang mencerna secara internal. Selain itu, sel-sel fungi berdinding sel yang tersusun dari kitin, tidak seperti sel hewan.
[sunting]Cara hidup

Fungi hidup menyerap zat organik dari lingkunganya. Berdasarkan cara memperoleh makannya, fungi mempunyai sifat sebagai berikut:

  1. Saprofit
  2. Parasit
  3. Mutual
  4. dan lain - lain

Habitat

Fungi hidup pada lingkungan yang beragam namun sebagian besar jamur hidup di tempat yang lembab. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di tempat lembab. Meskipun demikian banyak pula fungi yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar. Jamur juga dapat hidup di lingkungan yang asam.

Reproduksi

Fungi melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniselule serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler. Reproduksi jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan secara singami. Singgami terdiri dari dua tahap, yaitu tahap plasmogami dan tahap kariogami.

Klasifikasi

Fungi diklasifikasikan menjadi 6 klasifilasi:
  1. Zygomycota
  2. Acsomycota
  3. Basidiomycota
  4. Deuteromycota
  5. Mikoriza
  6. Lumut Kerak

Berkas:Phycomyces.JPGZygomycota, adalah tumbuhan jamur yang terdiri dari benang-benang hifa yang bersekat, tetapi ada pula yang tidak bersekat. Jamur ini bersifat senositik dan dapat membentuk struktur dorman bersfat sementara yang disebut zigospora.Jamur dalam subdivisi ini dahulunya dimasukkan bersama-sama Mastigomycota ke dalam kelas Phycomicetes, berdasarkan cirri khas berupa hifa yang tak bersekat-sekat (aseptat), tetapi ternyata kedua subdivisi ini menunjukkan banyak ciri yang berlainan, seperti tempat hidup dan jumlah flagel pada zoospore sehingga perlu ditempatkan secara terpisah.[1]
Jamur-jamur dalam kelas ini sebagian besar hidup di darat dan di dalam tanah atau pada bagian tumbuhandan hewan yang membusuk. [2]Perkembangbiakan jamur dalam kelas ini adalah perkembangbiakan seksual dengan ‘’gametangiogami’’ dari dua hifa yang saling sesuai dengan menghasilkan zigospora, sedangkan perkembangbiakan aseksual dilakukan dengan membentuk spora tak berflagel yang berupa sporangiosporaatau konidia.[3].Zygomycota mempunyai hifa senositik, yaitu hifa yang mengandung banyak inti dan tidak mempunyai sekat melintang, jadi hifa berbentuk satu tabung halus yang mengandung protoplast dengan banyak initi.[4]Seperti halnya jamur lain, zygomycota memproduksi dinding sel yang mengandung zat kitin,mereka tumbuh sebagai miselia atau benang-benang yang disebut hifa. Jamur dalam kelas ini disebut sebagai jamur paling tinggi dibandingkan dengan kelas Ascomycota dan Basidiomycota.[5]




Ascomycota adalah filum/divisi dari fungi. Anggota filum ini tersebar di seluruh dunia. Ascomycota dapat bereproduksi secara seksual maupun aseksual.
Berkas:Scarlet elf cap cadnant dingle.jpg






Reproduksi Aseksual

Dilakukan dengan membentuk kuncup. Kuncup terbentuk pada sel induk yang kemudian lepas. kadang-kadang kuncup tetap melekat pada induk selnya membentuk rantai sel yang disebut hifasemu atau pseudohifa.

Reproduksi Seksual

Mula-mula Hifa berbeda jenis saling berdekatan. 2)Hifa betina akan membentuk Askogonium dan hifa jantan akan membentuk Anteridium, masing-masing berinti haploid. 3)Dari askogonium akan tumbuh Trikogin yaitu saluran yang menghubungkan askogonium dan anteridium. 4)Melalui trikogin anteridium pindah dan masuk ke askogonium sehingga terjadi plasmogami. 5)Askogonium tumbuh membentuk sejumlah hifa askogonium yang dikarion. Pertumbuhan terjadi karena pembelahan mitosis antara inti-inti tetapi tetap berpasangan. 6)Pada ascomycota yang memiliki badan buah, kumpulan hifa askogoniumyang dikariotik ini membentuk jalinan kompak yang disebut Askokarp. Ujung-ujung hifa pada askokarp membentuk askus dengan inti haploid dikariotik. 7)Di dalam askus terjadi kariogami menghasilkan intidiploid. 8)Di dalam askus terdapat 8 buah spora. Spora terbentuk di dalam askus sehingga disebut sporaaskus. Spora askus dapat tersebar oleh angin. Jika jatuh di tempat yang sesuai, spora askus akan tumbuh menjadi benang hifa yang baru.
  • Catatan: Di dalam askus terdapat 8 buah spora karena 2 inti diploid melakukan pembelahan meiosismenghasilkan 4 inti haploid. Setiap haploid akan membelah secara mitosis sehingga setiap askusterdiri dari 8 buah spora.


Beberapa Ascomycota penting




Divisi Basidiomycotina adalah takson dengan Kingdom Fungi yang termasuk spesies yang memproduksi spora dalam bentuk kubus yang disebut basidium. Secara esensial grupAscomycota, mempunya 22,300 spesies. Basidiomycotina dibagi menjadi Homobasidimycotina(jamur yang sebenarnya); dan Heterobasidiomycetes. Basidimycotina dapat dibagi lagi menjadi 3 kelas, Hymenomycotina (Hymenomycetes), Ustilaginomycotina (Ustilaginomycetes), danTeliomycotina (Urediniomycetes).
Basidimycotina mempunyai bentuk uniseluler dan multiseluler dan dapat bereproduksi secara generatif dan vegetatif. Habitat mereka ada di terrestrial dan akuatik dan bisa dikarakteristikan dengan melihat basidia, mempunyai dikaryon.

Daur hidup

Basidiomycetes mempunyai sistem reproduksi yang aneh. Kebanyakan merupakan heterotolik, tapi dengan bipolar atau tetrapolar sistem kawin. Biasanya, somatogami (hyphogami) dilakukan.
Kebanyakan Basidiomycetes hidup sebagai dikariotik, miselium, dengan karyogami danmeiosis terjadi di basidium. Berikut contoh diploid daur hidupgenus Xerula kadang ditemukan memproduksi klon diploid sebagai spora, dan Armillaria, patogen hutan biasa, mempunyai miselium yang diploid, dimana karyogami mengikuti plasmogami.
Spora vegetatif (konidia) juga ditemukan di basidiomycetes.
Berkas:Haeckel Basimycetes.jpg


Deuteromycota atau Jamur tak sempurna adalah jamur yang belum di ketahui cara reproduksiseksulanya. Deuteromycota bereproduksi aseksual dengan spora vegetatif.


Anggota

Berikut anggota Deuteromycota:
  1. Chladosporium
  2. Curvularia
  3. Trichophyton
  4. Aspergillus oryzae
  5. A. wentii
  6. A. flavus
  7. A. fumigatus
  8. Fusarium

Berkas:Aspergillus.gif

Mikoriza merupakan jamur yang hidup secara bersimbiosis dengan sistem perakaran tanaman tingkat tinggi. Walau ada juga yang bersimbiosis dengan rizoid (akar semu) jamur.
Mikoriza mrupakan simbion yang obligat dan memerlukan akar tanaman untuk melengkapi daur hidupnya


Mikoriza

Mikoriza secara umum terbagi atas 2 (dua) golongan, yaitu : ektomikoriza dan endomikoriza. Pembagian ini didasarkan pada tempat mikoriza bersimbiosis pada akar.
Ektomikoriza : merupakan mikoriza yang menginfeksi permukaan luar tanaman dan di antara sel-sel apeks akar.
Endomikoriza : merupakan mikoriza yang menginfeksi bagian dalam akar tanaman di dalam dan di antara sel-sel apeks akar.
Ektomikoriza kebanyakan bersimbiose dengan tanaman tahunan atau tanaman pohon. Beberapa diantaranya yang sempat tercatat adalah: sengon, jati, beberapa tanaman buah seperti mangga, rambutan, jeruk dsb. Bentuk simbiose ini dapat terlihat secara morfologis berupa jalinan miselia pada bagian rambut-rambut akar. Pada pengamatan mikroskopis dengan perbesaran 400 x dengan perlakuan staining menggunakan salah satu stain seperti LTB (Lactophnol Trypan Blue), nampak gambar yang cukup jelas dimana miselia mikoriza menempel dan pada bagian ujungnya menginfeksi permukaan akar tanaman. (Anton Muhibuddin, 2005). Beberapa jenis mikoriza tampak jelas secara mikroskopis tanpa proses pewarnaan pada bagian permukaan rambut akar tanaman.
Endomikoriza banyak ditemukan pada tanaman semusim, seperti tanaman kacang-kacangan, padi, jagung, beberapa jenis sayuran, tanaman hias, dsb. Pengamatan mikroskopis pada perbesaran 100 x dengan perlakuan staining jels menunjukkan adanya vesikel dan kadang tampak pula arbuskula dalam sel tanaman yang terinfeksi oleh mikoriza. Infeksi mikoriza dalam sel tanaman yang ditunjukkan dengan terbentuknya vesikel dan arbuskula sangat penting dalam simbiose antara mikoriza dan tanaman. Dengan terbentuknya vesikel dan arbuskula dalam sel tanaman, berarti simbiose telah terjadi dengan sempurna dan tanaman sudah dapat menikmati hasil kerja mikoriza berupa unsur hara yang diserap dari dalam tanah (Anton Muhibuddin, 2006).
Menurut Anton Muhibuddin(2009)Keberadaan VAM dalam akar tanaman menyebabkan beberapa perubahan pada morfologi akar secara umum seperti perubahan struktur sel akar, kepekatan sitoplasma, dsb., namun tidak mempengaruhi perubahan fisiologi tanaman inang secara signifikan. Misalnya, jaringan konsentrasi senyawa yang mengatur pertumbuhan dan perubahan unsur kimia lain, meningkatkan laju fotosintesis, dan perubahan partisi fotosintetik untuk tunas dan akar. Potensi peningkatan penyerapan mineral dari tanah untuk perubahan dalam status nutrisi jaringan inang, pada gilirannya mengubah aspek struktural dan biokimia dari sel-sel akar. Beberapa hal di atas dapat mengubah permeabilitas membran sehingga kualitas dan kuantitas akar juga akan semakin meningkat. VAM juga mampu menginduksi perubahan komposisi mikroorganisme rhizosphere, sehingga tepat untuk disebut dengan "mycorrhizosphere" (Anton Muhibuddin, 2008). Pengaruh akhir dari proses tersebut adalah tanaman sehat, lebih mampu menahan tekanan lingkungan dan menoleransi atau mengurangi efek penyakit tanaman.

Lumut kerak (atau Lichenes dalam istilah ilmiah) adalah suatu organisme majemuk yang merupakan suatu bentuk simbiosis erat dari fungus (sebagai mycobiont) dengan mitra fotosintetik (photobiont), yang dapat berupa alga hijau (biasanya Trebouxia) atau sianobakteri (biasanya Nostoc). Kerja sama ini demikian eratnya sehingga morfologinya pun berbeda dari komponen simbiotiknya. Pada beberapa kasus bahkan masing-masing komponen akan mengalami kesulitan hidup apabila ditumbuhkan terpisah.
Lumut kerak menyebar sangat luas di muka bumi dan mampu menghuni tempat-tempat ekstrem, seperti tundra, permukaan batu di pegunungan maupun pantai, atau tumpukan sampah beracun. Oleh karenanya, lumut kerak dapat digunakan sebagai pengukur tingkat polusi. Beberapa lumut kerak digunakan sebagai pewarna, bahan parfum, serta bahan pengobatan (contoh: kayu angin Usnea).